Jumat, 03 November 2017




          Kisah yang sama yang tak sempat ku pendam dalam satu alasan menyampaikan duka lara yang terbait dalam dingding tebing seperti arah arakan yang kian lama kian menepi. dari lontaran kasih terlalu dalam kubenci mengingatkan kebencian di beberapa tahun yang silam menjadi seorang pribadi yang menyiram kasih dari seluruh hantaman badai merubah desa menjadi permai. ini kutuliskan surat pada masa depan yang ingin menyampaikan kisah lama dari seorang pemuda negeri yang telah dijerat asmara masa lalu, hati tidak selalu bisa disamakan dengan pikiran karena hati selalu berkata lain dengan apa yang terbaik. katika itu hati terjebak oleh cetar amarah dari dingding kayu menyeruakan suara pada ibu tua berbadan kurus, berkeriput dengan wajah lusuh itu mungkin rautan indah getaran cangkul yang tertancap tangan dipagi buta sebagai ganti selubung olahraga.
          Daun hijau bercampur titik air yang telah melebur dari dingin nya angin malam kini menjadi lusuh saat mentari mulai menyisik dan menyetuh setiap titik pori pori diwajah yang tertekan memaksa diri untuk bekerja keras.  beliau memang bukan manusia biasa tetapi keriputya menandakan semangat juang luar biasa. 'kata senandung rumput ilalang'. pemuda pendengar suara cetaran tadi kini telah bersungut dan berlindung dibalik tubuh seorang ibu dan rada wajahnya memerah ketakutan, ketika itu seorang ibu tua itulah yang selalu tempat berlindung yang hingga kini dikatakan seorang "MAMA" sebutan kata seorang inong yang melindungi hidup anak dari berbagai ancaman dunia pertiwi.
          Terlalu jauh aku mengenang mu terlalu jauh juga aku menendang mu, tangisan pilumu belum sempat kubalaskan dengan hasil jerih payahku. adakah suatu saat nanti waktu yang disampaikan oleh-Nya agar aku mampu membalas semua bait bait perjuangan dan setiap denyut yang engkau hembuskan buat aku. dalam sepi ini aku menitiskan air mata bagai deraian air hujan yang taksempat ku mengenalimu. sudah jauh aku menerawang suka cita yang ada didalam mata ku yang merupakan hasil karyamu dalam sifat ku, jiwaku dan perasaan ku, sampai kapan aku akan kembali pada hidup yang sesungguhnya.
          Sekitar ku mampu berkata ibuku pahlawanku,  aka mampu berkata ibuku air mataku, jangankan  jadi seorang pahlawan bagimu, untuk menghapus air mata dan keringat perjuanganmu pun aku telah jauh terlelap dalam tidurku yang selalu hanya bunga bunga mimpi indah. ibu akan kah engkau akan hadir dalam setiap titik air mataku, akan kah ada ibu yang mampu seperti dirimu layaknya malaikat?. Tak satupun yang mampu dan tak satupun mampu seorang ibu selain dirimu pemilik rahim yang menjagaiku sehingga terlahirkan di dunia. hadirlah bagai petir  suara menantang dan cahaya yang terang aku ingin mendengar suaramu dan aku ingin melihatmu lebih jelas halau hanya sebentar saja sebagai pembasuh hati yang selama ini tertususk ruang rinduku.












                  




Related Posts:


0 comments:

Posting Komentar

TENTANG KAMI


 

Entri yang Diunggulkan

UMPASA MANDOK HATA SIAN NAPOSO

BTemplates.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Popular Posts