Salah satunya yang
membuat opera batak sangat terkenal adalah dengan alat musik uning
uningan batak yang sangat has dan ansmabel yang cukup menyetuh
masyarakyat. secara umum alat musik terbagi atas tiga jenis yakni
gondang bolon, gondang hasapi dan uning uningan opera batak. gondnag
bolon terdiri dari sarune bolon, gondang, ordang odap,ogung oloan, ogung
ihutan, ogung panggora, ogung pandoalidan hesek. gondang hasapi terdiri
dari hasapi, hasapi pandoali, sarune etek, garantung, dan hesek. dan
uning uningan kerap dijadikan sebagai hiburan rakyat yang dipadukan dari
gondang bolon dan gondang hasapi, namun pada masa sekarang ini alat
musik import pun sudah menjadi sering disebut uning uningan.
opera merupakan pertunjukan atau pementasan seni yang berupa
pengolahan dari music,tarian dan dialog yang berkembang secara signifikan di
Italia pada abad ke 16. Jadi kalau arti luas nya opera batak adalah pertunjukaan
atau pementasan yang bersifat budaya ,baik dari seni tari, music dan juga
dialog yang serba sinkron dengan batak,. Opera ini merupakan kata serapan yang
diambil dari kata kata eropa, orang orang eropa yang melihat orang orang batak
sedangkan berlakon menamakan itu sebagai opera sehingga nama ini semakin
berkembang dan berkembang hingga dikenal sebagai opera batak.
Opera batak mulai berkembang di daerah
sitamiang,samosir, dan di olah oleh keluarga penggembala kerbau dengan sebutan
parhasapi, ada tiga yang menjadi momok parhasapi yaitu : Tilhang Gultom, Pimpin
Butar-Butar, Adat raha Gultom. Tilhang juga mewariskan 360 lagu dan 12 tambo
(lagu) dengan ansamble music tradisional
batak (toba) . Opera batak ini dimainkan biasanya pada malam hari untuk mengisi
kekosongan waktu pada orang orang batak, karena sudah melepas keletihannya pada
kegiatan keseharian yang sering identik dengan pertanian yaitu bersawah. Opera
batak merupakan opera yang deket dengan masyarakat yang bisa dikatakan bersifat
opera kehidupan sehari hari masyarakat atau lebih ke umum keseharian
masyarakat. Opera batak berkembang dengan dukungan perkumpulan nasionalis yang
bernama Dos Ni Roha.
Opera batak
terkadang bersifat keritualan untuk menjalankan operasi panggungnya dikarenakan
mereka sering melakukan ritual ritual penangkal hujan agar acara yang akan
diadakan tidak gagal. Opera batak biasa ditutup dengan melingkari seng-seng
supaya penonton masuk dari depan untuk membeli tiket dan dari tiket inilah
opera batak bisa terus berlangsung. Opera batak yang dimainkan tidak seperti
opera yang ada diluar negeri, kalau diluar negeri atau eropa opera biasa dimainkan
dengan seni yang berkaitan atau bersinkronisasi, dalam artian musik, tari dan
dialog nya berkaitan pada ceritanya , nah sedangkan pada opera batak opera yang
dimainkan tidak seperti di eropa seni yang dimainkan berkaitan dengan cerita,
saya contohkan sedikit tetapi contoh yang bersifat bahasa sehari hari : missal
lagu yang dinyanyikan pada opera itu mengarah kepeperangan, tetapi pada
interaksi panggung tentang ceritanya bisa memainkan peranan tentang
keluarganya. Sungguh sangat jauh dari kaitannya.
Opera batak berkembang secara
signifikan pada tahun 1920-an, hingga sekitar 1980 atau pada masa orde baru dan
terhenti pada saat itu, terhenti bukan dalam artian mati total tetapi vakum
sementara, hingga bangkit kembali pada tahun 2002. Mengapa bisa terhenti opera
batak ini? Pada masa orde baru tepatnya tahun 80-an perkembangan zaman/
globalisasi mulai merambah hingga ke pelosok pelosok tanah air, media merupakan
motorik utama yang menyebabkan tersingkirnya opera batak, pada masa itu
masyarakat sudah lebih suka mendengar radio ketimbang menyaksikan opera batak,
seiring berjalan nya waktu maka terhentilah opera batak pada masa itu,. Pada tahun
2002 terjadilah revitalisasi yang
direalisasikan atau dijalankan oleh ATL asosiasi Tradisi Lisan, dan dari itu
opera batak mulai kembali lagi kepermukaan.
Opera batak yang
direvitalisasi ini tidak mengubah cara atau tatanan yang dilakukan oleh
paraopera terdahulunya . Namun pada saat perevitalisasikan sudah ada
permodrenan tata cara pemanggungan nya dimana pada terdahulu konteks nya bersifat
spontanitas namun setelah perevitalisasian sudah mempunyai alur. Opera batak
biasa dimainkan dengan bahasa batak dahulunya batak toba, namun berkembang
sesuai dengan dimana mereka memainkan atau menampilkan opera batak ini,
misalnya didaerah mandailing maka mereka terkadang menggunakan bahasa
mandailing. Opera batak dewasa ini mulai tidak terdengar, dikarenakan unsur
atau infrastruktur manusia nya sendiri sudah mulai terdoktrinasi oleh
modernisasi dalam artian candu akan kemodrenan,
Menurut
sebagian masyarakat modern dewasa ini opera batak hanyalah sebuah masa lalu,
bahkan orang batak sendiri melupakan opera batak tersebut. Yang perlu
diperhatikan dewasa ini bagaimana untuk menarik kembali minat masyarakat untuk
mengetahui dan menjiwai apa itu opera batak, globalisasi seakan membuat minat
kalangan masyarakat akan masa lalu kurang inisiatif. Bukanlah harus membangun
gedung infrastruktur tetapi meng-infrastrukturkan jiwa masyarakat itu sendiri
0 comments:
Posting Komentar